Opini
Home » Berita » Adab, Kesopanan, Etik, Etika dan Estetika

Adab, Kesopanan, Etik, Etika dan Estetika

Oleh M Ali Muhsin Rofiey Notonegoro, Ama,Spd.I. Wakil Sekretaris MD KAHMI Kabupaten Pamekasan. Kesopanan lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan ( RKH ABD MAJID Pengasuh PON-PES MUBA) Etika dan estetika sopan santun sangat erat kaitannya dengan etika komunikasi dalam ajaran Al-Qur’an. Sopan santun tidak hanya soal perilaku, tetapi juga bagaimana cara penyampaian, terutama dalam berbicara. Ia menekankan bahwa etika berbicara harus memperhatikan aspek keindahan (estetika) sehingga pesan dapat diterima dengan baik tanpa menyakiti perasaan orang lain ( Prof Dr Quraish Shihab MA ) Adab adalah sikap moral yang didapat dari proses pendidikan dan berlaku umum dalam pergaulan sosial, sedangkan akhlak adalah sikap moral yang berasal dari proses ibadah kepada Allah SWT dan bersifat lebih mendalam. Perbedaan utamanya terletak pada sumber dan motivasi: adab bersumber dari pelajaran dan aturan, sementara akhlak bersumber dari hati yang ikhlas karena ibadah ( Ustadz Adi Hidayat ) . Etik sebuah ilmu tentang prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku benar dan salah, sedangkan kesopanan adalah penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam tindakan sehari-hari untuk menunjukkan rasa hormat, santun, dan tata krama saat berinteraksi dengan orang lain ( Raden Bindoro M Ali Muhsin Rofiey Notonegoro, Ama. Spd.I). Islam disebut agama paripurna karena mencakup dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari hubungan dengan Tuhan (ibadah, akidah, akhlak) hingga hubungan dengan sesama manusia (muamalah) dalam aspek sosial, ekonomi, dan politik. Kesempurnaan ini menjadikannya sebagai panduan hidup yang komprehensif untuk urusan dunia dan akhirat. Tentang Akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Itu sebabnya, dalam salah satu haditsnya, nabi menegaskan bahwa salah satu tujuan utama di balik kerasulannya adalah untuk menyempurnakan akhlak, إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ “Sesungguhnya, aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak (kesopanan).” (HR Abu Hurairah). Dengan adab dan kesopanan yang selalu dijunjung tinggi, Islam bisa diterima oleh masyarakat yang sangat multikultural, hingga terus berkembang pesat mulai dari semenanjung Arab sampai bisa terus tersebar ke seluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu, Islam dan kesopanan merupakan dua komponen yang tidak terpisahkan. Ragam adab dan norma kesopanan dalam Islam yang penting untuk kita ketahui bersama, guna menerapkan dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ragam Adab dan Norma Kesopanan menurut Syekh Sayyid Amin dalam salah satu karyanya at-Tahliyatu wa at-Targhib fit Tarbiyati wa at-Tahzib, menjelaskan bahwa adab dan kesopanan memiliki banyak cabang dan dalam setiap kehidupan sehari-hari terdapat adabnya. Namun, sebelum membahas lebih lanjut tentang hal itu, penting bagi kita semua untuk mengetahui definisi dari adab agar bisa memahami dengan utuh konsep dan keragamannya. Menurut Syekh Sayyid Amin, adab adalah bertingkah laku dengan perangai terpuji, yang diridhai oleh Allah, Rasulullah, dan semua orang-orang yang berakal. Hal itu dengan cara mengerjakan semua yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya, memperlakukan manusia dengan lemah lembut, sopan santun, membantu, menghormati mereka, tidak menyakiti, dan tidak mengganggu kehidupan mereka. Sedangkan ragam atau macam-macam adab sangat banyak jumlahnya, di antaranya adalah selalu jujur dan berbuat baik kepada sesama, memiliki sifat malu, bijaksana, senang untuk bermusyawarah, dan lainnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitabnya, ia mengatakan : اَلْأَدَبُ أَنْوَاعُهُ كَثِيْرَةٌ: مِنْهَا اَلصِّدْقُ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَالْحَيَاءُ وَالْحِلْمُ وَمُحَادَثَةُ الْعُقَلاَءِ وَالْمَشُوْرَةُ وَكِتْمَانُ السِّرِّ وَالْمُرُوْءَةُ وَحُبُّ الْوَطَنِ وَتَرْكُ الْكِبْرِ “Macam-macam adab itu sangat banyak: di antaranya adalah jujur, berperilaku baik, memiliki sifat malu, sabar, berdiskusi dengan orang-orang cerdas (bijak bestari), bermusyawarah, menyimpan rahasia, wibawa, cinta tanah air, dan tidak sombong.” (Syekh Amin, at-Tahliyatu wa at-Targhib fit Tarbiyati wa at-Tahzib, [Al-Hidayah, Surabaya: tt], halaman 12-13). Itulah ragam dan macam-macam adab yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara selalu bersabar atas apa yang diterima olehnya, baik nikmat maupun ujian, selalu berbuat baik, baik pada manusia maupun alam dan makhluk lainnya, memiliki sifat malu terhadap perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah dan rasul-Nya, senang untuk berdiskusi dengan orang-orang yang berpengetahuan, senang untuk bermusyawarah, menyimpan rahasia dan tidak menyebarkannya, menjaga kewibawaan, cinta kepada saudara dan tidak sombong. Ada kisah tauladan yang pernah di contohkan oleh Baginda nabi Muhammad Saw . Suatu ketika Nabi dan sahabat-sahabat berangkat dari Madinah, menuju kota Mekkah untuk melaksanakan Umroh. Nahasnya, diperjalanan beliau mendapat hadangan dari kaum Quraish. Nabi dan rombongan tidak dibolehkan memasuki Mekah. Tidak diperkenankan untuk Umroh.

Menerima kabar itu, Nabi pun menggelar dialog perdamaian. Untuk menggapai kesepakatan. Dalam dialog itu disepakati pentingnya perdamaian dan gencatan senjata selama sepuluh tahun. Kedua dua belah pihak telah setuju. Tinggal menuangkannya dalam dokumen perjanjian. Yang ditulis untuk kedua belah pihak ; kaum muslimin dan pagan Mekah.

Nabi menunjuk Ali sebagai juru tulis dokumen perdamaian. Ali memang orang yang pandai. Yang mahir dalam diplomasi, sekaligus dalam tulis-menulis. Dalam penulisan butir-butir perjanjian, terlihat keindahan toleransi dan kesopanan Nabi Yang membuat pelbagai orang kagum akan keindahan akhlak (Kesopanan) beliau.

Sebagai juru tulis, nabi memerintahkan Sayyidina Ali untuk menulis “Bismillahirrahmanirrahim”. Sebagai pembuka perjanjian. Namun, kata itu diprotes pemimpin kaum musyrik, “Kami tidak mau ada bismillah. Kami ingin Bismika Allohumma,”. Kaum pagan ini tak ingin ada kata Rahman dan Rahim.

Mendengar pinta kaum pagan itu, Nabi pun setuju. Ia perintahkan sayyidina Ali untuk menulis seperti yang mereka inginkan. Ali pun tidak mau menghapusnya. Ia tidak setuju dengan kata basmalah yang diganti. Melihat itu, Nabi maju dan menghapusnya sendiri. Nabi tidak keberatan, bila tidak memakai bismillah.

Selepas menghapus, Nabi pun mendiktekan butir-butir perjanjian tersebut. Ali yang menulis; “Ini perjanjian antara Muhammad Rasulullah dengan tokoh-tokoh Mekah,”. Mendengar kata “Rasulullah” kaum musyrik pun protes kedua kali. Mereka tidak ingin kata itu. Pasalnya mereka tidak mengakui Nabi sebagai utusan Allah. Mereka meminta menghapus kata itu.

Apa yang diperbuat Nabi? Rasulullah menunjukkan kerendahan hati,kelapangan hati dan kesopanan memerintahkan Ali untuk menghapus kembali. Sebagai gantinya, Nabi menuliskan “Muhammad putra Abdullah” . Itulah Nabi, akhlak dan budinya yang luar biasa.

Dalam perjanjian itu, ada satu butir lagi yang membuat Umar bin Khattab sampai tak terima. Umar gusar hati mendengar poin yang disampaikan kaum musyrik. Yang ia nilai tidak adil. Yang mengandung tipu dan muslihat licik.

Adapun poin perjanjian itu berbunyi; “Siapa orang dari Mekah yang datang ke Madinah untuk memeluk Islam, maka ia harus dikembalikan lagi ke Mekkah. Dan siapa orang Islam yang pergi ke Mekah dari Madinah, maka ia tidak boleh lagi dikembalikan ke Madinah”.

Lantas apa yang diperbuat Nabi? Rasulullah mengatakan pada Umar untuk melapangkan dada, dan menerima perjanjian ini demi perdamian. Tidak ada yang lebih indah dari perdamian. Nabi akhirnya kembali, diusir sesampai di gerbang Mekah. Terpaksa mengurungkan niatnya untuk menunaikan Umrah. “Pergi kalian wahai Muhamad, tahun depan baru boleh umrah,” usir kaum musyrik Mekah.

Kenapa nabi mau menerima perjanjian damai ini ? Kenapa pula Rasulullah mau mengalah dengan pendapat kaum musyrik Mekah? Nabi Muhammad menyadari ini semua tidak berkaitan dengan prinsip ajaran agama. Ini demi mencapai perdamaian. Pun demi menggapai hubungan yang harmonis. Inilah yang diperbuat Nabi. Semoga bermanfaat. Billahitaufiq Wal Hidayah

Related Posts

Latest Posts

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *