Probolinggo, Berdampak.net – Event Bromo Sunset yang di Gelar di Seruni Point Gunung Bromo, Sabtu (18/10/2025) kemarin, menyuguhkan penampilan yang ciamik, ada yang menarik perhatian para pengunjung, yakni penampilan Tari Rangkarang, (mencari kerang).
Tarian khas Desa Randutatah Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo yang didukung penuh oleh PT. Paiton Energy dan PT. POMI ini merupakan tarian baru, tarian ini menceritakan kegiatan warga pesisir Randutatah yang setiap sore hari saat air laut surut berbondong-bondong pergi ke pantai untuk mencari kerang.
Kerang yang didapat bisa dijadikan tambahan lauk untuk dimakan bersama keluarga di rumah, dan sebagian untuk dijual sebagai tambahan ekonomi.
Dalam syair dan gerakannya menceritakan bagaimana warga saat mencari kerang dan bersyukur kepada Tuhan yang maha Kuasa Allah SWT, yang telah menganugerahkan kekayaan alam yang melimpah di Desa Randutatah.
“Di desa kami sangat surplus sekali kerang, dulu waktu saya masih remaja, banyak sekali warga duduk di pinggir pantai untuk mencari kerang, terutama saat sore hari, kerang yang didapatpun bervariasi, dari segala jenis kerang ada di Desa Randutatah,” jelas Kepala Desa Randutatah, Suham.

Namun lambat laun, bersamaan dengan berkembangnya era teknologi, banyak warga setempat yang sudah tidak lagi datang ke pantai untuk mencari kerang.
“Mungkin karena banyak makanan instan ya mas, jadi banyak warga yang memilih untuk mengkonsumsi makanan tersebut, jadi sudah jarang untuk mencari kerang lagi, dan anehnya malah banyak warga dari luar desa kami yang datang untuk mencari kerang, dan hasilnya sampai satu karung kerang,” tambah Kades.
“Kami ceritakan fenomena tersebut kepada mas Rochman dan ibu Nina, salah satu pimpinan PT. POMI, dan Alhamdulillah tercetuslah Festival Rangkarang (Festival Mencari Kerang) pada Agustus 2025 kemarin,” sambungnya.
Dari Festival Rangkarang tersebutlah, ide pembuatan Tarian Rangkarang ini direncanakan untuk melestarikan budaya mencari kerang di Desa Randutatah. “Muncul ide nya dari Mas Rochman, saya masih ingat saat itu kita ngopi malam-malam di dekat rumah saya, dan Mas Rochman bilang gimana kalau kita buat Tari Rangkarang, saya bilang oke,” ceritanya.
Dari diskusi tersebut, pihaknya membentuk tim pembuatan Tari Rangkarang, mulai dari sya’ir hingga gerakan tariannya.
“Untuk sya’ir Tari Rangkarang, diciptakan oleh Ustd Syaifullah, sya’ir tersebut melalui beberapa tahapan, mulai dari bertawassul kepada para leluhur desa hingga bersilaturahmi ke beberapa sesepuh sekedar meminta izin untuk membuat sya’ir dan gerakan tari rangkarang,” lanjut Kades Suham.
Akhirnya, persisnya pada tanggal 31 Agustus 2025, Sya’ir dan gerakan tari rangkarang rampung, dan dilaunching. Namun untuk gerakan tarinya masih ada revisi dan belum pakem.
“Di hari akan kita launching itu, ada beberapa kendala, dan tidak jadi dilaksanakan launching, dan juga saat hendak tampil di salah satu acara di Candi Jabung juga gagal, banyak sekali kendalanya, tapi Alhamdulillah kemarin sudah dilaksanakan Festival Kreasi Tari Rangkarang, dan juga bisa tampil di Bromo Sunset di depan Bupati Probolinggo, Gus Haris,” tambahnya.
Selain dapat melestarikan budaya mencari kerang yang ada di Desa Randutatah. Ia berharap Tari Rangkarang juga bisa ikut memberikan warna Seni dan Budaya di Kabupaten Probolinggo. (fiq)

Comment